Jumat, 24 April 2015

Bersama Cahaya Meraih Keabadian Sejati

 Menggapai Harapan Bersama Nur Ilahi

Pastinya saudara sekalian mengetahui betapa pentingnya cahaya di saat kita dalam kegelapan. Seperti disaat sedang mati lampu di rumah kita, di saat itu paling utama adalah cahaya untuk menerangi ruangan rumah. Na, bagaimana jika disatu sisi jiwa kita gelap dan disatu sisi kita inginkan penerangan dalam jiwa ini. apakah kita butuh senter untuk jiwa kita? apakah kita butuh lilin untuk jiwa kita? tentu saja bukan itu jawabannya. Apakah anda tau jawabannya?, iya betul. jawabannya ada pada diri anda sendiri, yang kita butuhkan adalah Cahaya Ilahi.

Cahaya Ilahi adalah sinar tuhan yang terpancar dari dalam diri manusia berupa kasih sayang tuhan. Cahaya itu akan selalu memberi penerangan pada langkah kita, cahaya itu akan menunjukan segala kebenaran dalam kegelisahan hati nan gunda. Tentunya banyak orang yang menginginkan cahaya ini yaitu Cahaya Ilahi dan sangat merugi bagi orang yang tak menginginkan cahaya itu.

Betapa bahagianya diri ini jikalau cahaya ilahi, bisa juga kita sebut kasih sayang tuhan. Mengapa kita kita harus berbahagia?, karena cahaya itu menuntun kita di saat kita punya harapan, karena cahaya itu akan menerangi hatimu dalam menempuh perjalanan yang penuh batu kerikil yang tajam, badai yang kencang dan tebing yang curam nan tinggi. Waduh... rasanya tiada lagi harta yang berharga jikalau cahaya itu sudah hinggap dihati kita, semua keinginan mudah dicapai, semua mimpi akan jadi kenyataan, dan semua angan-angan menjadi terwujud. Masya Allah.... 

Lantas bagaimanakah Meraih Cahaya Ilahi, bagaimana menjaganya?, sehingga Ia terus hinggap dalam sanu bari ini. 

Dalam Firman Allah:

  

35. Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (An Nur 35).

Allah memberi cahaya kepada segala sesuatu yang ada dilangit dan bumi. Pada dasarnya seluruh alam semesta ini berada dalam kegelapan, kemudian Allah memberikan cahayanya pada tempat tempat tertentu. Perhatikan langit dan angkasa raya yang dipenuhi bintang bintang. Semua itu berada dalam keadaan gelap, kemudian Allah jadikan bintang, matahari dan bulan sebagai sumber cahaya yang menerangi sekelingnya.

Dalam salah satu hadist yang diriwayatkan Al Bazzar dan Abdullah ibnu Amr ia pernah mendengar Rasulullah bersabda:” Sesungguhnya Allah menciptakan mahluknya dalam kegelapan, lalu melemparkan kepadanya suatu cahaya dari cahayaNya. Maka barang siapa yang terkena cahaya itu, ia mendapat petunjuk, dan siapa yangb luput darinya maka sesatlah ia”

Terang dan gelap adalah dua keadaan yang jauh berbeda. Tidak sama keadaan orang yang berada ditempat terang dengan orang yang berada di tempat gelap. Allah telah mengingatkan hal ini didalam surat Fathir ayat 19 – 21 :

19. Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat.  20.dan tidak (pula) sama gelap gulita dengan cahaya  ,21. dan tidak (pula) sama yang teduh dengan yang panas, (Fathir 19-21)

Orang yang berada dalam kegelapan adalah orang yang jahil, bodoh, tidak berilmu, hidupnya terasa sempit,  kacau penuh carut marut dan berbagai kesulitan dan kesengsaraan. Sebaliknya orang yang berada pada tempat yang terang adalah orang yang berilmu, hidup sejahtera, aman nyaman dan tentram penuh dengan berkah dan rahmat Allah.  Dalam surat Fathir diatas disebutkan bahwa orang yang berada ditempat gelap diumpamakan seperti orang yang buta dan  berada pada tempat yang amat panas.Sedangkan orang yang berada pada tempat terang seperti orang yang melihat dan berada pada tempat yang teduh dan sejuk, tentu saja tidak sama keadaan  kedua orang tersebut.

Cahaya orang Mukmin di Dunia

Orang beriman adalah orang yang berada dalam naungan cahaya Allah, wajah dan hatinya diliputi cahaya yang dapat dirasakan oleh orang disekitarnya. Kata katanya menentramkan dan menyejukan hati, perilaku dan ahlaknya menyenangkan orang disekitarnya. Dimanapun ia berada selalu mendatangkan kedamaian dan ketenangan. Orang yang peka dan terang hatinya dapat melihat cahaya yang terpancar dari wajah orang Mukmin ini.

Sebaliknya orang yang tidak beriman pada Allah berada dalam kegelapan. Wajah dan hatinya diliputi kegelapan diatas kegelapan. Kata katanya menyakitkan hati, perilaku dan ahlaknya menimbulkan keresahan bagi orang disekitarnya. Hidupnya penuh kebohongan dan tipuan, kesana kemari mengumbar syahwat dan kesenangan fatamorgana. Orang yang mengikutinya sering terjebak kesenangan semu, yang berakhir dengan kesengsaraan dan derita. Orang yang peka dan terang hatinya dapat melihat kegelapan wajah orang ini.

Tanda tanda  orang beriman yang bermandikan dan berselimut cahaya itu adalah mereka yang disebutkan dalam surat An Nur ayat 36:

36. Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, 37. laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (An Nur 36-37)

Mereka tidak dilalaikan oleh perniagaan dan urusan dunia dalam berzikir mengingat Allah, mengerjakan shalat, menunaikan zakat, dan mereka takut akan datangnya suatau hari yang hati dan penglihatan manusia bergoncang (kiamat). Mereka selalu bertasbih  mensucikan dan menganggungkan kebesaran Allah dimasjid masjid pada waktu pagi dan petang hari.

Cahaya orang Mukmin di Padang Mahsyar

Banyak ayat Qur’an yang menceritakan bahwa kelak dihari berbangkit orang beriman dikenal dengan cahaya yang mengiringinya didepan , belakang, kiri dan kanannya. Tubuhnya bermandikan cahaya.  Mereka dapat dikenal dengan mudah dari cahaya yang memancar disekitar tubuhnya. Allah menyebutkan hal itu dalam surat al hadit ayat 12 :

12. (yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada mereka): “Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar.” ( Al Hadit 12 )

Hal yang sama disebutkan Allah dalam surat at Tahrim ayat 8:

8. Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”  (At Tahrim 8 )

Dalam hadist yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dan Muslim Rasulullah mengajarkan kita untuk berdoa memohon cahaya pada Allah sebagai berikut:

Allahummaj al fii Qolbi nuron,  wafii lisaani nuuron, wafii sam’i nuron, wafii bashorii nuron, wamin fawqii nuron, wamin tahtii nuuron, wa an yamiinii nuron, wa an syamaali nuron, wamin amaamii nuron, wamin kholfii nuuron, wajj al fii nafsii nuron, wa a’dzimlii nuuron, wa adzzim lii nuuron, wajj allii nuuron, wajj alni nuron, Allahumma a’thinii nuuron, wajj al fii ashobii nuron, wafii lahmi nuuron, wafii damii nuuron, wa fii sya’rii nuuron, wafii basyarii nuuron, ..

 “Ya Allah ciptakanlah cahaya di hatiku, cahaya di lidahku, cahaya di pendengaranku, cahaya di penglihatan-ku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya dari depanku, dan cahaya dari belakangku. Ciptakanlah cahaya dalam diriku, per-besarlah cahaya untukku, agungkanlah cahaya untukku, berilah cahaya untuk-ku, dan jadikanlah aku sebagai cahaya. Ya Allah, berilah cahaya kepadaku, ciptakan cahaya pada urat sarafku, cahaya dalam dagingku, cahaya dalam darahku, cahaya di rambutku, dan cahaya di kulitku” (Hal ini semuanya disebutkan dalam Al-Bukhari 11/116 no.6316, dan Muslim 1/526, 529, 530, no. 763)

Demikianlah Allah memberikan cahayaNya pada orang yang beriman berupa Aura Nur Ilahi ketika hidup didunia dan ketika berada di Padang Mahsyar kelak. Mintalah kepada Allah agar Dia menambahkan cahayanya pada kita masing masing.

Sumber : 

- Inspirasi & http://www.fadhilza.com/2012/11/tadabbur/cahaya-allah-nur-ilahi-yang-memancar-dari-tubuh-orang-mukmin.html

 

 











Tidak ada komentar:

Posting Komentar