Bersama Cahaya Meraih Keabadian Sejati
Menggapai Harapan Bersama Nur Ilahi
Pastinya saudara sekalian mengetahui betapa pentingnya cahaya di saat kita dalam kegelapan. Seperti disaat sedang mati lampu di rumah kita, di saat itu paling utama adalah cahaya untuk menerangi ruangan rumah. Na, bagaimana jika disatu sisi jiwa kita gelap dan disatu sisi kita inginkan penerangan dalam jiwa ini. apakah kita butuh senter untuk jiwa kita? apakah kita butuh lilin untuk jiwa kita? tentu saja bukan itu jawabannya. Apakah anda tau jawabannya?, iya betul. jawabannya ada pada diri anda sendiri, yang kita butuhkan adalah Cahaya Ilahi.
Cahaya Ilahi adalah sinar tuhan yang terpancar dari dalam diri manusia berupa kasih sayang tuhan. Cahaya itu akan selalu memberi penerangan pada langkah kita, cahaya itu akan menunjukan segala kebenaran dalam kegelisahan hati nan gunda. Tentunya banyak orang yang menginginkan cahaya ini yaitu Cahaya Ilahi dan sangat merugi bagi orang yang tak menginginkan cahaya itu.
Betapa bahagianya diri ini jikalau cahaya ilahi, bisa juga kita sebut kasih sayang tuhan. Mengapa kita kita harus berbahagia?, karena cahaya itu menuntun kita di saat kita punya harapan, karena cahaya itu akan menerangi hatimu dalam menempuh perjalanan yang penuh batu kerikil yang tajam, badai yang kencang dan tebing yang curam nan tinggi. Waduh... rasanya tiada lagi harta yang berharga jikalau cahaya itu sudah hinggap dihati kita, semua keinginan mudah dicapai, semua mimpi akan jadi kenyataan, dan semua angan-angan menjadi terwujud. Masya Allah....
Lantas bagaimanakah Meraih Cahaya Ilahi, bagaimana menjaganya?, sehingga Ia terus hinggap dalam sanu bari ini.
Dalam Firman Allah:
35. Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit
dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang
tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca
(dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara,
yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon
zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di
sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi,
walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis),
Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah
memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu. (An Nur 35).
Allah memberi cahaya kepada segala sesuatu yang ada dilangit dan
bumi. Pada dasarnya seluruh alam semesta ini berada dalam kegelapan,
kemudian Allah memberikan cahayanya pada tempat tempat tertentu.
Perhatikan langit dan angkasa raya yang dipenuhi bintang bintang. Semua
itu berada dalam keadaan gelap, kemudian Allah jadikan bintang, matahari
dan bulan sebagai sumber cahaya yang menerangi sekelingnya.
Dalam salah satu hadist yang diriwayatkan Al Bazzar dan Abdullah ibnu Amr ia pernah mendengar Rasulullah bersabda:” Sesungguhnya
Allah menciptakan mahluknya dalam kegelapan, lalu melemparkan kepadanya
suatu cahaya dari cahayaNya. Maka barang siapa yang terkena cahaya itu,
ia mendapat petunjuk, dan siapa yangb luput darinya maka sesatlah ia”
Terang dan gelap adalah dua keadaan yang jauh berbeda. Tidak sama
keadaan orang yang berada ditempat terang dengan orang yang berada di
tempat gelap. Allah telah mengingatkan hal ini didalam surat Fathir ayat
19 – 21 :
19. Dan tidaklah
sama orang yang buta dengan orang yang melihat. 20.dan tidak (pula)
sama gelap gulita dengan cahaya ,21. dan tidak (pula) sama yang teduh
dengan yang panas, (Fathir 19-21)
Orang yang berada dalam kegelapan adalah orang yang jahil, bodoh,
tidak berilmu, hidupnya terasa sempit, kacau penuh carut marut dan
berbagai kesulitan dan kesengsaraan. Sebaliknya orang yang berada pada
tempat yang terang adalah orang yang berilmu, hidup sejahtera, aman
nyaman dan tentram penuh dengan berkah dan rahmat Allah. Dalam surat
Fathir diatas disebutkan bahwa orang yang berada ditempat gelap
diumpamakan seperti orang yang buta dan berada pada tempat yang amat
panas.Sedangkan orang yang berada pada tempat terang seperti orang yang
melihat dan berada pada tempat yang teduh dan sejuk, tentu saja tidak
sama keadaan kedua orang tersebut.
Cahaya orang Mukmin di Dunia
Orang beriman adalah orang yang berada dalam naungan cahaya Allah,
wajah dan hatinya diliputi cahaya yang dapat dirasakan oleh orang
disekitarnya. Kata katanya menentramkan dan menyejukan hati, perilaku
dan ahlaknya menyenangkan orang disekitarnya. Dimanapun ia berada selalu
mendatangkan kedamaian dan ketenangan. Orang yang peka dan terang
hatinya dapat melihat cahaya yang terpancar dari wajah orang Mukmin ini.
Sebaliknya orang yang tidak beriman pada Allah berada dalam
kegelapan. Wajah dan hatinya diliputi kegelapan diatas kegelapan. Kata
katanya menyakitkan hati, perilaku dan ahlaknya menimbulkan keresahan
bagi orang disekitarnya. Hidupnya penuh kebohongan dan tipuan, kesana
kemari mengumbar syahwat dan kesenangan fatamorgana. Orang yang
mengikutinya sering terjebak kesenangan semu, yang berakhir dengan
kesengsaraan dan derita. Orang yang peka dan terang hatinya dapat
melihat kegelapan wajah orang ini.
Tanda tanda orang beriman yang bermandikan dan berselimut cahaya itu adalah mereka yang disebutkan dalam surat An Nur ayat 36:
36. Bertasbih kepada
Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan
disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, 37.
laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh
jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan
(dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari
itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (An Nur 36-37)
Mereka tidak dilalaikan oleh perniagaan dan urusan dunia dalam
berzikir mengingat Allah, mengerjakan shalat, menunaikan zakat, dan
mereka takut akan datangnya suatau hari yang hati dan penglihatan
manusia bergoncang (kiamat). Mereka selalu bertasbih mensucikan dan
menganggungkan kebesaran Allah dimasjid masjid pada waktu pagi dan
petang hari.
Cahaya orang Mukmin di Padang Mahsyar
Banyak ayat Qur’an yang menceritakan bahwa kelak dihari berbangkit
orang beriman dikenal dengan cahaya yang mengiringinya didepan ,
belakang, kiri dan kanannya. Tubuhnya bermandikan cahaya. Mereka dapat
dikenal dengan mudah dari cahaya yang memancar disekitar tubuhnya. Allah
menyebutkan hal itu dalam surat al hadit ayat 12 :
12. (yaitu) pada
hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang
cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka,
(dikatakan kepada mereka): “Pada hari ini ada berita gembira untukmu,
(yaitu) syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal
di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar.” ( Al Hadit 12 )
Hal yang sama disebutkan Allah dalam surat at Tahrim ayat 8:
8. Hai orang-orang
yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat
yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi
kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi
dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar
di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya
Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami;
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (At Tahrim 8 )
Dalam hadist yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dan Muslim
Rasulullah mengajarkan kita untuk berdoa memohon cahaya pada Allah
sebagai berikut:
Allahummaj al fii
Qolbi nuron, wafii lisaani nuuron, wafii sam’i nuron, wafii bashorii
nuron, wamin fawqii nuron, wamin tahtii nuuron, wa an yamiinii nuron, wa
an syamaali nuron, wamin amaamii nuron, wamin kholfii nuuron, wajj al
fii nafsii nuron, wa a’dzimlii nuuron, wa adzzim lii nuuron, wajj allii
nuuron, wajj alni nuron, Allahumma a’thinii nuuron, wajj al fii ashobii
nuron, wafii lahmi nuuron, wafii damii nuuron, wa fii sya’rii nuuron,
wafii basyarii nuuron, ..
“Ya Allah ciptakanlah cahaya di hatiku, cahaya di lidahku, cahaya di
pendengaranku, cahaya di penglihatan-ku, cahaya dari atasku, cahaya
dari bawahku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku,
cahaya dari depanku, dan cahaya dari belakangku. Ciptakanlah cahaya
dalam diriku, per-besarlah cahaya untukku, agungkanlah cahaya untukku,
berilah cahaya untuk-ku, dan jadikanlah aku sebagai cahaya. Ya Allah,
berilah cahaya kepadaku, ciptakan cahaya pada urat sarafku, cahaya dalam
dagingku, cahaya dalam darahku, cahaya di rambutku, dan cahaya di
kulitku” (Hal ini semuanya disebutkan dalam Al-Bukhari 11/116 no.6316,
dan Muslim 1/526, 529, 530, no. 763)
Demikianlah Allah memberikan cahayaNya pada orang yang beriman berupa
Aura Nur Ilahi ketika hidup didunia dan ketika berada di Padang Mahsyar
kelak. Mintalah kepada Allah agar Dia menambahkan cahayanya pada kita
masing masing.
Sumber :
- Inspirasi & http://www.fadhilza.com/2012/11/tadabbur/cahaya-allah-nur-ilahi-yang-memancar-dari-tubuh-orang-mukmin.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar